WARTASUKAPURA.COM – Penulis buku dan sejarawan Iip D Yahya mengungkapkan pentingnya bedah buku yang dilakukannya terhadap karya tentang Jaksa Agung Soeprapto.
Sejak buku pertamanya terbit pada tahun 2004, Iip D Yahya terus mengembangkan karya tersebut dengan menemukan data baru yang menjadi dasar untuk penulisan buku kedua.
Buku ini tidak hanya mengulas riwayat hidup Jaksa Agung Soeprapto, tetapi juga menggali sejarah pertumbuhan kejaksaan di Indonesia.
Iip D Yahya mengungkapkan bahwa buku ini memberikan pengetahuan yang mendalam tentang tokoh-tokoh penting di kejaksaan, termasuk Jaksa Agung pertama, kedua, dan ketiga.
Selain itu, ia juga melakukan koreksi terhadap tanggal, pengangkatan, dan pemberhentian Jaksa Agung sebelum Soeprapto, yang sering kali salah dalam literatur utama.
Menurut Iip D Yahya, keberhasilan Soeprapto dalam memimpin kejaksaan dengan baik dan membangun institusi kejaksaan yang dihargai oleh masyarakat Indonesia memiliki akar yang dalam.
Soeprapto berhasil menasionalisasi peran dan fungsi kejaksaan, yang sebelumnya berbeda-beda, dan memperkuat integritasnya terhadap kepentingan hukum, meskipun harus bertentangan dengan kepentingan politik penguasa.
“Pada masa demokrasi parlementer, Soeprapto dihadapkan pada banyak pergantian kabinet yang membuatnya memiliki banyak musuh. Meskipun dituduh atas tuduhan yang tidak tepat pada April 1959, Soeprapto dikorbankan demi mempertahankan stabilitas kabinet pada saat itu,” ungkap Iip D Yahya usai acara bedah buku yang mengangkat sosok Jaksa Agung Soeprapto serta sejarah pertumbuhan Kejaksaan Republik Indonesia. Acara ini berlangsung di aula lantai 3 STH Galunggung pada Sabtu, 2 Maret 2024.
Ia menambahkan bahwa Indonesia sebagai negara yang terus berkembang memiliki peran penting bagi tokoh-tokoh berintegritas seperti Soeprapto untuk membangun pondasi bangsa.
Dalam konteks ini, penegakan hukum memiliki peran yang krusial dalam mencapai kematangan demokrasi.
“Selama penegakkan hukum masih terpengaruh oleh kepentingan politik, maka Indonesia masih jauh dari mencapai kematangan demokrasi. Namun, jika penegakkan hukum dapat didorong dengan lebih keras dan lebih kuat, maka Indonesia akan segera menuju negara demokrasi yang stabil,” tegasnya.
Iip D Yahya berharap agar tokoh-tokoh istimewa seperti Soeprapto mendapatkan perhatian khusus dari mahasiswa dan peneliti, terutama dari kalangan Sunda, serta ditampilkan secara luas kepada publik.
Penulis : Muhammad Rizqy Nurtsani